The Power of Say "YES"

I give "The Power of Say YES" as the title of this post because everything's started with saying "YES" that lead me to beautiful opportunities to improve both my personal and professional skills.

Campuspedia

My writings on Campuspedia's website :

Education 4.0: Bagaimana Virus Corona Mengubah Masa Depan Pendidikan Kita?


Some of my miniblog contents in OA LINE Campuspedia :

Derita Jadi Orang Ga Enakan

6 Sumber Referensi Buat Skripsi dan Tugas Kuliahmu

Privilege dan Nasib Kesuksesan

Gimana Sih Caranya Menang dalam Tiap Argumen?

Haduh, Lima Hal Ini Akan Kamu Sesali 10 Tahun Lagi!

IPK Tinggi vs Aktif Berorganisasi

Mengenal Kasino Warkop

Sukses (Illustration designed by Design Team)


Some of my carousel contents in OA LINE Campuspedia

Kamu dan Aku Punya Inner Child

Jangan Pernah Ngomong Gini!

Perbedaan Pendidikan di Indonesia dan Finlandia

Isyana Sarasvati, Musisi Cantik dengan Segudang Prestasinya

Ucapkan Afirmasi Positif Ini Sebelum Tidur


Some of my carousel contents (Idea from me, and designed by Design Team)

Yang Mungkin Terjadi Dibalik Kata "Lulus"

Jahatnya Pendidikan di Indonesia

Siklus Skripsi Warrior


Some of my carousel contents in Instagram @campusstarter

7 PTN Terpopuler di Instagram

Quotes Ridwan Kamil

5 Fakultas ITB yang Jadi Rebutan

9 Beasiswa Luar Negeri Non LPDP yang Patut Dicoba

PTN dan PTS Terbaik. Kalian Pilih Mana?


Most viral in OA LINE Campuspedia

Kisah Mahasiswa yang "Hilang"


Jogja Digital Valley by Telkom Indonesia

My content in Instagram @telkomjdv

SEO vs SEM. Apa perbedaannya?


Polimeritas

My content in Instagram @polimeritas.official

Pembuatan Roda Skateboard 2'' dari Bahan Komposit Polimer

PET, Si Jagonya Kemasan Plastik

PENGGUNAAN PLASTIK LDPE SEBAGAI SUBSTITUSI ASPAL PADA CAMPURAN AC - WC

Mengenal Lebih Dalam Tentang Silikon Yuk!

Plastik dari Kulit Udang


Thankyou for taking the time to enjoy my works. I will be glad if you give me some insights and constructive criticisms :)

Continue reading The Power of Say "YES"
,

Book Review : The Things You Can See Only When You Slow Down How to be Calm in a Busy world


Cover Buku yang Aku Beli



Penulis                         : Haemin Sunim

Jenis buku                   : Non fiksi – Self Improvement

Penerbit                       : Penguin Life

Tahun terbit                 : 2017

Jumlah halaman           : 265 halaman

“Is it the world that’s busy, or is it my mind?”

The world moves fast, but that doesn’t mean we have to. In This best – selling mindfullness guide – Haemin Sunim, a renowned Buddhist meditation teacher born in Korea and educated in the United States, illuminates a path to inner peace and balance amid the overwhelming demands of everyday life. (Source : goodreads.com)

xxx

Sebelum meninjau buku ini lebih detail, mungkin kita perlu lebih dulu tahu tentang penulisnya. Haemin Sunim adalah seorang biksu Buddhisme Zen, profesor, dan sekaligus penulis yang berasal dari Korea Selatan. Ia cukup terkenal di media sosial karena aktif memberikan nasihat hidup dan ajaran – ajaran meditasi. Berawal dari situlah Haemin kemudian mulai menuliskannya dalam bentuk buku. Bukunya yang berjudul The things You Can See Only When You Slow Down dan Love for Imperfect Things hingga saat ini masih sangat hype karena disukai oleh pembacanya dari seluruh dunia.

Setelah tau latar belakang pengarangnya, pasti sudah bisa menduga ya kira – kira bukunya seperti apa. Ya, buku ini sarat akan ajaran agama Budha. Mindfullness, ketenangan, dan meditasi. Aku suka menikmati rangkaian kalimat-kalimat motivasi tentang pikiran positif dan mindfullness yang sering dijadikan konten di sosial media saat ini. Kata – kata mutiara dari Sang Budha selalu bisa menyentuhku walaupun aku tidak menganut kepercayaan tersebut. Namun, tentu sebagai orang awam aku tidak paham secara utuh sehingga dalam beberapa pernyataan aku menikmati keindahan dari kalimatnya saja tanpa benar – benar memaknai. Menurutku, Haemin Sunim sukses membawakan ajaran – ajaran tersebut dengan ‘bahasa universal’ yang bisa dipahami oleh orang dari berbagai latar belakang budaya dan agama. Haemin tidak menggurui pembaca dengan doktrin – doktrin agama. Sebaliknya, ia berusaha menyampaikan poin – poin penting dalam hal – hal yang sering kita alami dan rasakan dalam hidup sehari – hari sebagai ‘manusia’, tanpa embel – embel lainnya. Aku kurang suka buku yang terlalu membenarkan suatu ajaran dan menyudutkan ajaran lain karena aku merasa tipe buku seperti itu membuatku kurang relate dengan isinya dan akhirnya bosan. Keobjektifan buku ini membuatku nyaman dalam membaca dan bahkan mungkin ini bisa dikatakan buku pertama di tahun 2020 yang aku baca dengan sangat antusias dan aku selesaikan dengan sesegera mungkin. Pokoknya jadi buku top priority yang harus segera selesai dibaca, mengingat aku masih punya tumpukan buku yang belum kebaca sampai sekarang.

Secara umum, buku ini terdiri dari 8 bab dengan tema bahasan yang berbeda – beda. Tiap bab diawali dengan cerita singkat dari pengalaman Haemin terkait tema tersebut dan kemudian diikuti dengan kalimat – kalimat bijak dan tips yang lagi – lagi kutekankan... sama sekali tidak menggurui atau memaksa. Di awal bab dan di beberapa bagian ada ilustrasi – ilustrasi yang sederhana namun entah bagaimana menenangkan. Ilustrasi baik di sampul maupun di selipan ceritanya juga sangat eye-catching dan memanjakan mata. Bagian dari buku ini yang paling aku suka dan relate banget dengan situasiku sekarang adalah:

1.    What our mind focuses on becomes our world (p.11)

This words really hit home! Aku bener – bener langsung kayak ‘Wah gila, iya banget ini’. Aku tipikal orang yang gampang overthinking dan sering gak sadar udah memusatkan pikiran tuh ke hal – hal yang negatif atau yang gak aku inginkan duluan. Akibatnya tanpa sadar aku lupa tujuan utamaku dan lupa untuk mengusahakannya semaksimal mungkin karena pikiranku gak fokus ke hal utama. Sedihnya, hal itu seringkali membuat apa yang aku gak harapkan justru bener – bener terjadi. Kalo baca buku Paulo Coelho yang judulnya Alchemist, disitu juga ditegaskan And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.”. Nah kan, ternyata kekuatan pikiran tuh mempengaruhi bagaimana kita mendapatkan segala sesuatu dan bagaimana semesta berusaha mewujudkan apa yang kita mau. Sementara aku sendiri pikirannya udah bercabang duluan, semesta juga bingung kali ya bagaimana harus mewujudkan apa yang aku mau sebenernya. Hehe

2.    No matter what we do, the top button of our business must be fastened properly. If we think, “I’ll just do it this way for now and fix it later,” it usually does not happen, because later we may not have the motivation to fix it, or we just get used to the way it is (p. 85)

Ini seperti mempertegas yang pernyataan di nomor 1. Kalo kita punya goals, harusnya kita punya kemampuan untuk stick to it. Ini ibarat kata kalo kita lagi naik mobil di jalan tol, dan ada percabangan jalan. Yang satu jalur mau ke kota A dan yang satu jalur ke kota B. Kalo misalnya kita udah telanjur ambil jalan yang menuju kota A dan ternyata kita mau berubah di tengah jalan, kita akan cenderung udah males duluan untuk mempelajari peta lagi, atau balik arah yang akan memperlama waktu perjalanan, dan pada akhirnya kita milih untuk menghabiskan dulu sisa jalan tol itu sampai ketemu rambu – rambu baru. Aku jadi sangat tercerahkan dengan kalimat itu karena aku sering mikir “Dahlah lakuin/jalanin dulu aja”. Padahal dalam beberapa hal, cara berpikir ini akan bahaya kalo misalnya ternyata yang kita lakuin gak selaras dengan tujuan atau prinsip kita.

Setelah membaca ini, aku merasa damai. Damai dalam arti aku merasa seperti ‘klik!”, menemukan kalimat yang tepat untuk kegundahan yang aku alami. Jujur aja setelah aku lulus kuliah, aku merasa kayak paling tertinggal dibanding yang lain. Everyone seems already know what’s going on and what’s gonna happen with their life. Kayak udah tau mau ngapain aja, udah berada di jalur hidup yang mereka mau, udah mencapai sedikit demi sedikit target hidup yang jadi standar orang banyak, entah itu dalam karier, keluarga, maupun pasangan. Sementara aku disini merasa kewalahan karena aku lagi di fase yang masih mau mikir – mikir lagi ‘Bener gak sih aku kayak ngelakuin ini?’ atau ‘kalo aku ngelakuin ini berarti konsekuensinya ke depan siap gak ngadepinnya?’. Kebimbangan ini membuat aku merasa dunia seakan sangat cepat ritmenya. Nah, di buku ini kita diminta untuk menenangkan dan melambatkan diri kita. Dengan melambatkan, kita jadi lihat hal – hal yang terlewatkan ketika kita terlalu ‘terburu – buru’. Haemin sendiri menegaskan bahwa it’s okay, take your time when read this book. Buku ini memang dirancang untuk dibaca secara lambat supaya setiap makna bisa kita sadari betul. Ada banyak kata mutiara yang sebenernya sangat dekat dengan kehidupan sehari – hari dan kamu harus bener – bener baca semuanya dari awal sampe akhir.

Di tahun 2012, buku ini masuk dalam list buku best – seller selama 41 pekan dan terjual lebih dari tiga juta kopi selama tiga tahun serta telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Aku baca buku ini dalam versi Bahasa Inggris. Buku ini sepertinya belum diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sehingga masih sulit ditemukan di toko – toko buku offline. Aku beli buku ini di Periplus Hartono Mall Yogyakarta. Jadi mungkin kamu bisa menemukannya di Periplus seluruh Indonesia. Ini adalah tipe buku yang aku suka, jadi buat kamu yang lebih suka cerita fiksi akan merasa bosan dan mungkin merasa bahwa buku ini terlalu umum.

Continue reading Book Review : The Things You Can See Only When You Slow Down How to be Calm in a Busy world

A Long Life Journey of Discovery : Seni Mencintai Diri Sendiri

Istilah ‘self – love’ atau dalam bahasa Indonesia yaitu ‘mencintai diri sendiri’ adalah istilah yang cukup terkenal saat ini seiring dengan meningkatnya kesadaran orang – orang terhadap isu kesehatan mental. Salah satu contohnya adalah dengan banyaknya orang yang mengunggah kampanye mencintai tubuh dengan olahraga, makan, dan gaya hidup sehat di media sosial. Saya adalah penyuka buku – buku tentang self – improvement atau self – help dimana dalam buku – buku seperti itu biasanya banyak sekali bagian dari self – love yang menjadi materi yang dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa betapa besarnya kekuatan dan pengaruh dari rasa mencintai diri sendiri terhadap kesehatan mental seorang manusia.

Sering kali orang lain memberi tahu kita untuk melakukan sesuatu sesuai apa yang mereka katakan. Misalkan kita dinasihati untuk lulus kuliah dalam waktu 4 tahun, harus bekerja di tempat X supaya karier cemerlang, harus menikah di umur 25 tahun supaya punya banyak waktu untuk target sekian banyak anak, dan keharusan lainnya yang membuat kita muak. Dalih yang mereka berikan adalah bahwa hal – hal itulah yang terbaik untuk kita, bahwa mereka sudah pernah mengalami asam garam dunia. Seakan – akan apa yang mereka katakan pada kita adalah bentuk dari rasa cinta dan perhatian pada kita. Rasa cinta dapat menjadi sangat bias. Orang lain membuat kita merasa itu bentuk cinta mereka pada kita dan kita mempercayai itu. Tanpa sadar, kita mengikuti apa yang mereka kehendaki dan menyakiti diri sendiri selama prosesnya. Rasa cinta yang bias juga bisa berlaku dalam hal lain. Misalkan kita sangat suka makanan cepat saji seperti pizza, fried chicken, mie instan. Kita merasa sangat bahagia pada waktu menikmati cita rasa makanan tersebut dan kita merasa ini adalah cara kita untuk mencintai diri sendiri dengan memberikan diri kita makanan yang kita mau. Tapi lama kelamaan jika kita tidak menjaga pola makan kita, maka tanpa sadar kita merusak tubuh kita. Dalam jangka waktu panjang mengakibatkan berbagai penyakit yang menggerogoti.

Lalu, apa sih sebenarnya ‘mencintai diri sendiri’ itu? Kalau kita cari di mesin pencarian, kata ‘self – love’ memiliki makna ‘regards for one’s own well – being and happiness’. Demikian pula pada blog abrandtherapy.com, kata ‘self – love’ dimaknai sebagai ‘having a high regard for your own well – being and happiness’. Mencintai diri sendiri berarti suatu penghargaan terhadap diri, penerimaan yang utuh atas apa yang ada dalam diri kita. Mencintai diri sendiri itu penting dan keharusan karena dengan kesadaran akan berharganya kita sebagai seorang individu, maka kita jadi dapat menentukan pekerjaan apa yang akan dilakukan, kepada siapa kita memanifestasikan waktu kita, seperti apa orang yang akan menjadi teman dalam hidup kita, dan juga bagaimana cara kita memandang dan menyelesaikan masalah hidup.

Mencintai diri sendiri memang istilah yang terdengar sangat narsistik, egois, arogan, dan bahkan tampak sangat memusatkan seluruh dunia hanya pada dirinya. Self – love itu berbeda dengan hal – hal tersebut. Mencintai diri sendiri itu adalah tentang dirimu sendiri, tanpa memerlukan perbandingan dengan keadaan di luar dirimu dan tanpa mengagung-agungkan kelebihan dan pencapaianmu. Pengakuan atau validasi orang lain terhadap apa yang kamu miliki dan apa yang kamu lakukan adalah hal yang tidak perlu. Berbanding terbalik dengan narsistik. Narsistik punya hasrat untuk membandingkan dengan orang lain, merasa sangat ‘jumawa’ ketika lebih diatas daripada yang lain. Jadi, mencintai diri sendiri berfokus pada diri sendiri sementara narsistik berfokus pada orang lain.

Selain berpanduan pada kitab suci bagi kita yang beragama, hidup itu tidak disertai dengan buku manual yang berisi instruksi kerja yang lengkap dan runtut. Hampir seluruh hal yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari ‘penemuan’ manusia melalui serangkaian proses panjang yang harus dialami. Demikian pula dengan mencintai diri sendiri. Butuh waktu yang berbeda untuk setiap manusia untuk sampai dapat pada tahap ‘menemukan kembali’ cara untuk mencintai dirinya sendiri, terutama setelah menghadapi banyak kerikil hidup yang rasanya membuat kita sulit untuk melihat diri sendiri sebagai pribadi yang berharga dan layak untuk segala hal yang terbaik dalam hidup. Berikut adalah beberapa cara mencintai diri sendiri yang sederhana namun sering kita lupakan diantaranya yaitu:

·      Mengendalikan pikiran buruk maupun overthinking dan menghilangkan hal – hal yang memberi pengaruh buruk untuk diri sendiri

Memikirkan segala sesuatu secara berlebihan dapat membuat kita selalu terus merasa tidak aman. Kita selalu jadi sedih tanpa alasan, khawatir akan hal – hal yang belum terjadi, mudah panik, dan jadi kurang bersyukur. Tanda – tanda kalau kita overthinking adalah kita suka berprasangka buruk, suka baper (bawa perasaan) karena terlalu memikirkan perkataan orang lain, takut gagal memuaskan orang lain, dsb. Kebiasaan buruk ini sendiri masih saya lakukan hingga saat ini hingga rasanya pusing karena rasanya otak penuh dan ramai sekali. Saya rasa saya tidak cukup ahli untuk memberikan saran dalam ranah ini. Namun, saya saat ini berusaha mengalihkan pikiran saya dengan kegiatan lain. Misalnya saja ketika ada sesuatu yang membuat saya overthinking, saya mencoba untuk beraktivitas seperti membaca buku, nonton video di Youtube, mendengarkan musik, atau sekedar mondar – mandir di rumah dengan tujuan supaya pikiran saya tidak berpusat pada hal – hal negatif.

·      Memaafkan diri sendiri. Don’t be too hard on yourself!

“Kita harus sayang sama diri kita sendiri sebelum bisa sayang dengan orang lain”. Kata – kata yang sering kita dengar jika membahas tentang self – love. Perasaan bahwa kita adalah pribadi yang berharga akan muncul jika kita berhenti menyalahkan diri untuk keadaan yang ada. Tindakan menyalahkan diri biasanya terjadi ketika kita mengalami kegagalan. Kita mengasingkan diri sendiri, menganggap bahwa kita adalah produk yang tidak berhasil. Just don’t be too hard on yourself!

·      Merayakan dan menghargai apa yang kita miliki dan apa yang tidak kita miliki.

Intinya adalah kita beryukur atas segala hal yang terjadi dalam hidup kita. Kita sering berfokus pada apa yang tidak kita punyai. Membuat kita seakan – akan sangat ‘kurang’. Kurang kaya, kurang pandai, kurang cantik, kurang percaya diri, dsb. Bukankah akan lebih mudah jika kita fokus pada kekuatan yang dimiliki? Bersyukur juga mencakup pada hal – hal yang tidak kita miliki juga seharusnya. Kita bersyukur bahwa Tuhan menempatkan kita pada porsi yang tepat dan terbaik untuk kita.

Perwujudan rasa syukur salah satunya adalah dengan menjaga tubuh kita. Minum air putih yang cukup setiap harinya, tidur yang cukup untuk memberikan waktu bagi tiap bagian dari tubuh kita beristirahat, makan sayur dan buah – buahan, dan menjauhi telepon genggam saat akan tidur

·      Melakukan apa yang kita cintai dan apa yang akan kita lakukan dalam hidup.

Kita terlalu sering banyak mendengarkan perkataan orang lain, menyerap setiap perkataan mereka karena takut salah. Selama kita yakin akan kemampuan kita dan selama kita yakin bahwa apa yang akan kita lakukan membuat kita bahagia dengan cara yang baik, maka lakukanlah! Bahagiamu lebih penting, dan warasmu adalah yang utama. Setidaknya ketika kita gagal, kita tahu kalau kita sudah memberikan kesempatan untuk diri kita sendiri dan memberikan yang terbaik. Daripada kita seumur hidup menyesali hari dimana kita memutuskan mengikuti apa yang orang lain katakan. If you believe in yourself, you can be whatever you want to be.

·      Kasih hadiah untuk dirimu sendiri.

Misal setelah berhasil melakukan sesuatu atau melewati hari panjang yang melelahkan, kamu layak untuk mendapat segelas Boba Tea kesukaan. Atau kamu yang tidak suka akan keramaian lalu diharuskan menghadiri suatu acara besar yang tidak kamu suka, reward dirimu dengan waktu window shopping sendirian yang mungkin tampak menyedihkan bagi orang lain. Jalan – jalan sendiri dan berdiskusi dengan sendiri juga dapat menjadi momen kecil yang berharga dan menyenangkan diri.

·      Katakan ‘Aku Cinta Kamu’ kepada diri sendiri.

Kalau kamu bisa dengan mudahnya mengatakan kamu naksir seseorang, kamu mencintai seseorang, dan kamu tidak akan bisa hidup tanpanya, maka kenapa kamu harus kesulitan untuk mengatakan ke dirimu sendiri setiap harinya?


        Jujur saja ketika menulis ini bukan berarti saya sebagai penulis telah seutuhnya benar – benar mencintai diri sendiri. Overthinking sampai tidak bisa tidur dan makan junk food masih sering dilakukan dengan sangat sadar. Proses yang sangat sulit dan masih dalam proses pencarian hingga mendapat kenyamanan dan legowo untuk memperbaikinya. Setidaknya dengan menyadari bahwa apa yang kita lakukan salah dan berdampak buruk sudah menjadi langkah awal yang baik untuk terus berupaya mencintai diri sendiri.
Continue reading A Long Life Journey of Discovery : Seni Mencintai Diri Sendiri

A Quick Self Introduction : Who's behind the blog?

Halo! I am Naomi. I created this blog when I was in middle school (2010), but I decided to do the big remake in 2015. I love writing about so many things, mostly random things just to remember my thoughts on something. This blog is created to share some of my writings, some of them are serious talks and some are just blabbering. Hope we can be friends in here! 


 Love, 
Naomi
Continue reading A Quick Self Introduction : Who's behind the blog?

Pengendalian Proses

Berhubung aku baru saja selesai magang dengan penempatan di unit pengendalian proses suatu perusahaan manufaktur, aku mau refresh tentang hal yang aku pelajari selama kuliah dan ketika magang.
Dalam industri, pengendalian proses bertujuan untuk mencapai kondisi proses sehingga output/produk yang dihasilkan sesuai dengan yang telah ditentukan/direncanakan. Selain itu juga dengan adanya pengendalian proses diharapkan bahwa proses produksi berlangsung dengan aman dan juga operasi yang handal yaitu tahan terhadap gangguan yang dapat terjadi selama proses berlangsung. Secara umum, desain suatu sistem pengendalian dalam suatu plant kimia ditujukuan untuk memaksimalkan keuntungan dengan cara mengubah bahan baku menjadi produk yang berguna dengan spesifikasi produk (kualitas), safety, operasional yang baik dan memenuhi regulasi terkait lingkungan (minimum waste).
Contoh pengendalian proses yang bisa kita temukan sehari – hari misalnya yaitu pengendalian pada AC (air conditioner). Nah, ada pengendalian apa di alat ini? Perlu kita ketahui bahwa AC menggunakan pendingin untuk menurunkan suhu udara dalam ruangan dengan hukum fisika yaitu ketika cairan berubah menjadi gas makan akan menyerap panas dan memaksa senyawa kimia khusus yaitu refrigeran menguap dan mengembun secara berulang – ulang dalam sistem kumparan tertutup (closed loop). Di dalam sistem pengendalian temperatur pada AC, mulanya suhu ruangan yang diinginkan kita set pada remote AC sebagai setpoint, misalnya T = 40 oC. Kemudian dengan adanya perbedaan antara suhu ruang yang terukur dengan suhu setpoint maka variabel temperatur ini akan menentukan kerja pengendali (apakah ruangan perlu didinginkan atau tidak). Ketika ada perbedaan tersebut maka transmitter akan mengirimkan sinyal ke controller yang selanjutnya controller akan memberikan sinyal perintah ke actuator untuk mendinginkan udara di ruangan.
Mungkin dari ilustrasi diatas ada beberapa istilah yang cukup asing ya? Nah berikut gambaran mengenai pengendalian proses yang aku dapatkan waktu kuliah.

Gambar 1. Flow Diagram Feed Back Control
Diagram diatas adalah logika untuk suatu loop feed back control. Secara singkat penjelasannya seperti berikut. Dalam suatu sistem proses yang dipilih untuk dilakukan pengendalian, kita menentukan suatu variabel yang akan kita kendalikan. Hardware untuk pengendalian ada controller, actuator, transmitter, dan sistem proses itu sendiri, serta transmission line and power supply yang menghubungkan antar hardware. Suatu proses akan berjalan dengan kondisi variabel kontrol tertentu. Selama proses berlangsung, ada kemungkinan gangguan/disturbance yang menyebabkan variabel yang telah dikendalikan berubah. Variabel yang dikendalikan ini terus dipantau dengan alat ukur yang kemudian dengan adanya transmitter menyalurkan sensor sehingga kita bisa menentukan setpoint untuk menentukan langkah pengendalian selanjutnya agar variabel kontrol yang ditetapkan tetap dapat tercapai. Kita menentukan nilai setpoint, yaitu besaran variabel kontrol yang dikehendaki yang nantinya sistem kendali akan berusaha menyamakan variabel yang dikendalikan sesuai dengan setpoint. Besaran setpoint kita masukkan ke controller yang selanjutnya memberikan perintah ke actuator yang bertugas untuk mengeksekusi tindakan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan nilai setpoint yang telah diinput.
Kebanyakan industri menggunakan tipe pengendalian umpan balik (feed back control) seperti pada gambaran diatas, yaitu pengendalian yang menggunakan variabel keluaran sistem untuk mempengaruhi masukan dari sistem yang sama. Pengendalian tipe ini lebih banyak digunakan daripada tipe pengendalian umpan maju (feed forward control) karena lebih sederhana dan mudah penerapannya yaitu jika terjadi penyimpangan maka tindakan koreksi dilakukan untuk memperbaiki inputan selanjutnya.
Ketika aku magang kurang lebih secara umum sama dengan gambaran diatas, yaitu sistem pengendalian umpan balik. Produk yang telah dihasilkan oleh tiap alat proses akan diuji di laboratorium dari segi kualitas sesuai dengan parameter – parameter yang telah ditetapkan. Selain itu, sistem sensor yang telah dipasang disekitar alat proses juga secara bersamaan mentransmisikan informasi kondisi operasi di dalam alat proses. Setelah muncul angka – angka parameter kualitas dan kondisi operasi, kita menentukan langkah berikutnya, yaitu penentuan setpoint yang tepat agar terjadi keberhasilan proses dan produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria. Penentuan setpoint ini ada yang berupa tindakan langsung seketika dan ada yang sifatnya dieksekusi setelah batch bahan baku habis dipakai. Untuk setpoint yang sifatnya dieksekusi setelah 1 batch persediaan bahan baku habis, perlu dilakukan perencanaan lebih dahulu diantaranya yaitu komposisi dan rate bahan baku yang masuk ke proses. Dari perencanaan ini kita bisa memprediksi (forecasting) bagaimana nantinya keadaan di tiap alat proses, beban setiap alat, parameter kualitas, dan jumlah hasil produksi dengan bahan baku tersebut.
Bisa dibilang ilustrasi diatas masih sangat umum ya? Bisa dikatakan pengendalian proses sangat kompleks bidangnya karena menyangkut kualitas bahan baku dan produk, K3 dalam hal waste produksi, perencanaan produksi, dan bahkan juga quality assurance sehingga ketika berbicara mengenai pengendalian proses tentu akan banyak sekali saut pautnya dengan bidang – bidang lain dalam suatu departemen produksi.
Nah, kali ini sekian dulu ya bahasan secara umum tentang pengendalian prosesnya. Saya juga masih belajar mengenai hal ini sehingga jika ada yang ingin didiskusikan silakan komen di bawah ya!


Sumber:
Diktat Kuliah “Pengendalian Proses” Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Tugas Kuliah “Pengendalian Proses” Teknik Kimia Universitas Diponegoro
https://www.blog.qualitytechnic.com/2015/10/sistem-cara-kerja-air-conditioner-ac.html
Continue reading Pengendalian Proses
,

Education 4.0: Bagaimana Virus Corona Mengubah Masa Depan Pendidikan Kita

Memasuki era digitalisasi di seluruh dunia telah menunjukkan dampaknya dalam kebanyakan transformasi sistem dan proses pendidikan. Dengan tantangan perubahan yang baru ini tentu memberikan keuntungan tersendiri di negara berkembang seperti Indonesia yang tentu juga disamping itu harus menghadapi kerugian yang mungkin timbul.
Indonesia sebenarnya sudah mulai merencanakan tentang perubahan dalam sistem pendidikan yang akan dijalankan ke depannya. Namun ternyata adanya pandemi seketika mengubah secara cepat cara edukasi, salah satunya yaitu dari metode pembelajaran yang konvensional dengan tatap muka langsung menuju ke pembelajaran secara daring (online learning). Tidak ada yang menyangka bahwa perubahan akan terjadi sekejap mata yang terjadi di salah satu aspek penting, yaitu pendidikan. Salah satu contohnya adalah dalam hal Ujian Nasional (UN). Isu tentang perubahan mengenai UN sebenarnya telah banyak beredar sejak bulan November lalu dimana ada wacana untuk meninjau ulang UN yang dianggap gagal menjadi tolak ukur untuk melihat kualitas siswa. Ternyata adanya COVID-19 yang memasuki negara kita menjadikan isu tersebut terealisasi langsung. UN 2020 benar – benar ditiadakan! Hidup memang penuh kejutan kan?
Ketika COVID – 19 memasuki Indonesia, mulailah terbit aturan untuk membatasi ruang gerak setiap orang di ruang publik, termasuk salah satunya kebijakan School from Home. Ini merupakan aturan yang cukup menghebohkan karena pelajar selama ini belum pernah merasakan ‘sekolah’ namun tidak berada di ruang, waktu, dan suasana yang selama ini telah biasa dijalani. Disamping itu, seperti yang telah kita ketahui bahwa portal edukasi sebenarnya sudah mulai dikembangkan sejak beberapa tahun terakhir. Awalnya penggunaan portal ini belum begitu populer di kalangan pelajar karena pelajar sudah disibukkan dengan aktivitas belajar di sekolah yang padat. Namun adanya COVID -19 ini membuat banyak portal – portal edukasi jadi meningkat popularitas dan penggunaannya.
Sisi positif dari cara belajar baru ini yaitu dapat menumbuhkan semangat dan minat belajar karena adanya tampilan multimedia yang kreatif dan akses yang mudah. Event – event yang sifatnya edukasi juga biasanya jarang diminati karena mahal untuk ukuran siswa/mahasiswa yang budget-nya pas-pasan. Saat ini dengan banyaknya fitur video conference membuat ramai diadakannya online class yang bahkan bisa diikuti secara gratis Belajar jadi bisa dimana saja dan kapan saja deh. Menarik dan menyenangkan kan? Namun di sisi lain timbul tantangan baru yaitu keberadaan infrastuktur dan resources yang masih tidak merata untuk seluruh pelajar di Indonesia dan mungkin juga diikuti dengan adanya masalah knowledge gap yang berhubungan dengan teknologi digital. Tantangan lainnya juga proses belajar menjadi lebih mandiri sehingga pelajar yang kurang motivasi belajar dikhawatirkan akan cenderung gagal dalam proses belajar ini.
Situasi pandemi ini tidak ada yang bisa memastikan kapan akan berakhir. Di tengah ketidakpastian ini tentu akan muncul pertanyaan apakah nantinya cara belajar baru yang serba digital ini akan menjadi suatu konsep ‘the new normal’ setelah pandemi ini berakhir. Nah, langkah tepat yang bisa kita lakukan saat ini sebagai pelajar agar siap dengan segala kondisi di masa depan nanti diantaranya yaitu:
1.    Membiasakan diri sebaik mungkin dengan cara belajar baru ini dengan banyak memanfaatkan platform - platform edukasi beserta fitur – fitur yang ada.
2.    Mencari dan mempelajari informasi – informasi baru sehingga kita mendapat insights segar mengenai hal – hal diluar pelajaran akademis yang tentunya tetap dapat menunjang pendidikan dan karir kita di masa depan.


Continue reading Education 4.0: Bagaimana Virus Corona Mengubah Masa Depan Pendidikan Kita

Makna dari Suatu Pertemuan

Di era modern ini, saya merasa bahwa kadang ada beberapa hal yang sebenarnya tidak terlalu penting, namun menurut orang lain urgent/penting untuk dilakukan. Tingkat kehidupan orang zaman sekarang bisa dikatakan cukup tinggi dibandingkan jaman dahulu, apalagi seiring dengan berkembangnya teknologi. Zaman dahulu mungkin dalam satu keluarga hanya punya 1 telepon yang digunakan bersama atau bahkan tidak mempunyai telepon sama sekali, namun masih bisa berkomunikasi dengan kerabat jauh dengan surat yang entah kapan akan tiba ke tempat tujuan. Orang pada saat itu sudah terbiasa akan hal seperti itu, sehingga jika pun tidak mendapat balasan yang cepat sudah menjadi kewajaran dan tetap tenang-tenang saja. Lain halnya dengan zaman sekarang yang setiap orang pasti memiliki alat komunikasi pribadi seperti handphone (HP). Satu menit saja tidak ada sinyal, masalah besar! Orang-orang pasti panik, sibuk minjam HP orang lain, tethering, dsb. Padahal mungkin sebenarnya dia tidak ada urgensi yang harus ditangani sehingga harus saat itu juga membuka HP. Kadang tidak membuka update story teman beberapa jam saja sudah merasa seperti tidak ada kehidupan.
Saya termasuk orang yang jarang memperbarui status di media sosial yang saya miliki, entah itu Instagram, LINE, dll. Kalaupun saya mengunggah sesuatu, biasanya gambar yang saya post adalah foto yang sudah lama atau sudah terjadi beberapa hari sebelumnya, bukan tepat saat saya sedang melakukan aktivitas tersebut. Saya pun juga lebih suka to the point ketika berbicara dalam ruang obrolan pribadi dengan teman maupun keluarga. Saya beberapa kali ditanya "Mel, kok ga pernah update story sih?" atau "Mel, kamu kok ga ikut pergi/main sih kemarin bareng yang lain?" dan bahkan yang menurut saya ekstrim yaitu "Mel, kamu nge hide aku dr story kamu ya jangan – jangan!". Mungkin beberapa orang menganggap saya anti sosial, tidak mampu berkomunikasi dengan baik, terlalu serius, dsb. Sebenarnya saya merasa bahwa tingkat urgensi untuk meng update kehidupan personal saya dalam lingkup media sosial itu tidak terlalu penting. Saya berkeinginan melindungi hal personal saya yang tidak perlu diumbar ke ruang publik. Ketika saya berkumpul dengan teman ataupun keluarga, saya sering mengambil foto kebersamaan yang kita lakukan, namun saya tidak banyak mengunggah itu ke media sosial. Padahal sebenarnya mungkin kalau orang-orang melihat isi hard disk saya, pasti akan shock melihat banyaknya jumlah foto dan video yang saya miliki dari yang penting sampai yang gak penting – penting amat, dari yang kualitas tinggi sampai yang hampir seluruhnya blur. Ketika saya tidak mengunggah itu ke media sosial, tentu tidak bisa dijustifikasi bahwa kehidupan saya tidak bahagia, kurang main, dsb. Saya merasa bahwa momen terbaik saya adalah ketika saya benar – benar berinteraksi dengan orang yang saya temui saat itu hingga saya sendiri tidak ada kesempatan untuk asik memegang gadget untuk sekadar mengunggah kebersamaan dengan orang tersebut.
Kualitas lebih dari kuantitas. Seberapa banyak apapun jumlah story dan posting yang diunggah ke dalam media sosial tidak menjamin bahwa semua momen tersebut benar – benar membahagiakan orang yang mengunggahnya. Kadangkala, disadari atau tidak, orang merasa mengunggah sesuatu ke media sosial hanya untuk menunjukkan dia "baik-baik" saja padahal banyak masalah yang sedang dihadapi, menunjukkan hidupnya rame dan seru padahal hatinya terdapat kekosongan, merasa sangat superior ketika kegiatannya terlihat padat padahal dia tidak benar – benar menjalani kegiatan tersebut dengan sepenuh hati. Unggahan tersebut hanya sebatas tuntutan yang sebenarnya semu. Jujur saja saya sering merasa sangat kesal ketika bertemu dengan teman, namun semua asik pegang gadget masing-masing. Ujung – ujungnya terjadi dry conversation karena tidak ada topik yang berujung ke pembicaraan panjang dan berisi. Yang penting sudah mengambil foto, CEKREK! UPLOAD, lalu semua asik dengan HP masing-masing.
Lalu apakah dengan banyak unggahan ke media sosial itu salah? Tentu tidak! Ada beberapa orang teman saya yang suka membagikan curhat dalam hidupnya dan media sosial menjadi sarana baginya untuk menyalurkan kesenangannya tersebut. Ada juga yang menjadikan media sosial sebagai lahan usahanya sehingga dia harus keep everything updated supaya jangan sampai dilupakan orang. Semua kembali lagi ke pilihan masing-masing. Menyebarkan pesan positif dan cerita yang menggugah semangat, menyampaikan rasa sayang terhadap orang-orang terdekat, memberikan motivasi atau bahkan menjadi sosok role model yang memberi inspirasi melalui konten media sosial merupakan cara-cara pemanfaatan sosial media secara bijak, yang saya sendiri berharap suatu saat bisa membangun media sosial saya untuk hal-hal tersebut. 
Saya senang ketika bertemu dengan orang baru. Biasanya ada banyak hal yang bisa didiskusikan untuk saling mengenal satu sama lain. Saya punya pengalaman yang berkesan dimana pada waktu itu saya dikenalkan dengan seseorang ketika saya sedang magang di Kalimantan. Waktu itu saya panik karena saya pergi berdua saja dengan orang yang sama sekali tidak saya kenal sebelumnya. Saya kuatir bahwa saya akan kesulitan untuk berkomunikasi dengannya karena saya bukan tipe orang yang suka basa-basi sehingga takut jika saya tidak ada bahan/topik pembicaraan nantinya. Surprisingly, ternyata malam yang saya takutkan itu ternyata jadi malam yang asik dan seru! Kita bicara tentang banyak hal, bukan saja tentang kehidupan masing-masing namun juga tentang hal-hal out of the box seperti tentang tingkat kriminalitas di Kota B, prostitusi di Kota B, tentang kisah – kisah di tempat - tempat yang kita lewati malam itu. Malam itu untuk pertama kalinya saya bertemu dengan orang yang menghargai makna dari suatu pertemuan. Kita adalah orang yang berbeda frekuensi dan saya rasa juga punya perbedaan mengenai something that we passionate about, namun malam itu kita bisa get along through the conversation!
Setiap pertemuan dengan siapa saja akan menjadi berarti jika kita sungguh – sungguh memaknainya. Terlepas dari kebutuhan akan konten di sosial media, sesungguhnya penting bagi kita untuk menghargai keberadaan orang yang bersama kita dan benar – benar masuk dalam komunikasi diantaranya. Sejak hari dimana saya kira saya akan “basa – basi” sepanjang malam but turns out that I’m wrong, saya jadi selalu menganggap lawan bicara saya seperti “orang baru” yang harus kita kenali lebih dalam dan kita dengarkan. Barangkali jika hal sederhana seperti ini bisa kita lakukan dengan baik, maka akan mengurangi kebutuhan kita untuk exist di sosial media. Pada akhirnya menjadi “exist” diantara orang – orang di dunia nyata jauh lebih membahagiakan.
Continue reading Makna dari Suatu Pertemuan
,

Pengalaman PKL di PKT


Aku ingin berbagi pengalaman PKL ku setahun yang lalu. Kebetulan lagi ingin throwback kecil-kecilan ke masa kuliah yang sudah 6 bulan lalu selesai. Here we go!

Proses Apply
Aku PKL/Kerja Praktek di PT Pupuk Kaltim, sebuah perusahaan produsen urea dan ammonia di Bontang, Kalimantan Timur. Aku apply di perusahaan ini setahun sebelum bulan yang aku ajukan. Proses apply hingga pengumuman semua dilakukan melalui website http://internship.pupukkaltim.
Continue reading Pengalaman PKL di PKT