Berhubung aku baru saja selesai magang dengan penempatan di unit
pengendalian proses suatu perusahaan manufaktur, aku mau refresh tentang hal yang aku pelajari selama kuliah dan ketika magang.
Dalam industri, pengendalian proses bertujuan untuk mencapai kondisi proses
sehingga output/produk yang
dihasilkan sesuai dengan yang telah ditentukan/direncanakan. Selain itu juga
dengan adanya pengendalian proses diharapkan bahwa proses produksi berlangsung
dengan aman dan juga operasi yang handal yaitu tahan terhadap gangguan yang
dapat terjadi selama proses berlangsung. Secara umum, desain suatu sistem
pengendalian dalam suatu plant kimia
ditujukuan untuk memaksimalkan keuntungan dengan cara mengubah bahan baku
menjadi produk yang berguna dengan spesifikasi produk (kualitas), safety, operasional yang baik dan
memenuhi regulasi terkait lingkungan (minimum
waste).
Contoh pengendalian proses yang bisa kita temukan sehari – hari misalnya yaitu
pengendalian pada AC (air conditioner).
Nah, ada pengendalian apa di alat ini? Perlu kita ketahui bahwa AC menggunakan
pendingin untuk menurunkan suhu udara dalam ruangan dengan hukum fisika yaitu
ketika cairan berubah menjadi gas makan akan menyerap panas dan memaksa senyawa
kimia khusus yaitu refrigeran menguap dan mengembun secara berulang – ulang
dalam sistem kumparan tertutup (closed
loop). Di dalam sistem pengendalian temperatur pada AC, mulanya suhu
ruangan yang diinginkan kita set pada
remote AC sebagai setpoint, misalnya T = 40 oC.
Kemudian dengan adanya perbedaan antara suhu ruang yang terukur dengan suhu setpoint maka variabel temperatur ini
akan menentukan kerja pengendali (apakah ruangan perlu didinginkan atau tidak).
Ketika ada perbedaan tersebut maka transmitter
akan mengirimkan sinyal ke controller
yang selanjutnya controller akan
memberikan sinyal perintah ke actuator untuk
mendinginkan udara di ruangan.
Mungkin dari ilustrasi diatas ada beberapa istilah yang cukup asing ya? Nah
berikut gambaran mengenai pengendalian proses yang aku dapatkan waktu kuliah.
Gambar 1. Flow
Diagram Feed Back Control
Diagram diatas adalah logika untuk suatu loop feed back control. Secara singkat penjelasannya seperti
berikut. Dalam suatu sistem proses yang dipilih untuk dilakukan pengendalian,
kita menentukan suatu variabel yang akan kita kendalikan. Hardware untuk pengendalian ada controller,
actuator, transmitter, dan sistem proses itu sendiri, serta transmission line and power supply yang
menghubungkan antar hardware. Suatu
proses akan berjalan dengan kondisi variabel kontrol tertentu. Selama proses
berlangsung, ada kemungkinan gangguan/disturbance
yang menyebabkan variabel yang telah dikendalikan berubah. Variabel yang
dikendalikan ini terus dipantau dengan alat ukur yang kemudian dengan adanya transmitter menyalurkan sensor sehingga
kita bisa menentukan setpoint untuk
menentukan langkah pengendalian selanjutnya agar variabel kontrol yang
ditetapkan tetap dapat tercapai. Kita menentukan nilai setpoint, yaitu besaran variabel kontrol yang dikehendaki yang
nantinya sistem kendali akan berusaha menyamakan variabel yang dikendalikan
sesuai dengan setpoint. Besaran setpoint kita masukkan ke controller yang selanjutnya memberikan
perintah ke actuator yang bertugas
untuk mengeksekusi tindakan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan
nilai setpoint yang telah diinput.
Kebanyakan industri menggunakan tipe pengendalian umpan balik (feed back control) seperti pada gambaran
diatas, yaitu pengendalian yang menggunakan variabel keluaran sistem untuk
mempengaruhi masukan dari sistem yang sama. Pengendalian tipe ini lebih banyak
digunakan daripada tipe pengendalian umpan maju (feed forward control) karena lebih sederhana dan mudah penerapannya
yaitu jika terjadi penyimpangan maka tindakan koreksi dilakukan untuk
memperbaiki inputan selanjutnya.
Ketika aku magang kurang lebih secara umum sama dengan gambaran diatas,
yaitu sistem pengendalian umpan balik. Produk yang telah dihasilkan oleh tiap
alat proses akan diuji di laboratorium dari segi kualitas sesuai dengan
parameter – parameter yang telah ditetapkan. Selain itu, sistem sensor yang
telah dipasang disekitar alat proses juga secara bersamaan mentransmisikan
informasi kondisi operasi di dalam alat proses. Setelah muncul angka – angka
parameter kualitas dan kondisi operasi, kita menentukan langkah berikutnya,
yaitu penentuan setpoint yang tepat
agar terjadi keberhasilan proses dan produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria.
Penentuan setpoint ini ada yang
berupa tindakan langsung seketika dan ada yang sifatnya dieksekusi setelah batch bahan baku habis dipakai. Untuk setpoint yang sifatnya dieksekusi
setelah 1 batch persediaan bahan baku
habis, perlu dilakukan perencanaan lebih dahulu diantaranya yaitu komposisi dan
rate bahan baku yang masuk ke proses.
Dari perencanaan ini kita bisa memprediksi (forecasting)
bagaimana nantinya keadaan di tiap alat proses, beban setiap alat, parameter
kualitas, dan jumlah hasil produksi dengan bahan baku tersebut.
Bisa dibilang ilustrasi diatas masih sangat umum ya? Bisa dikatakan
pengendalian proses sangat kompleks bidangnya karena menyangkut kualitas bahan
baku dan produk, K3 dalam hal waste
produksi, perencanaan produksi, dan bahkan juga quality assurance sehingga ketika berbicara mengenai pengendalian
proses tentu akan banyak sekali saut pautnya dengan bidang – bidang lain dalam
suatu departemen produksi.
Nah, kali ini sekian dulu ya bahasan secara umum tentang pengendalian
prosesnya. Saya juga masih belajar mengenai hal ini sehingga jika ada yang
ingin didiskusikan silakan komen di bawah ya!
Sumber:
Diktat Kuliah
“Pengendalian Proses” Teknik Kimia Universitas Diponegoro
Tugas Kuliah
“Pengendalian Proses” Teknik Kimia Universitas Diponegoro
https://www.blog.qualitytechnic.com/2015/10/sistem-cara-kerja-air-conditioner-ac.html
0 comments:
Post a Comment