,

Pengalaman PKL di PKT


Aku ingin berbagi pengalaman PKL ku setahun yang lalu. Kebetulan lagi ingin throwback kecil-kecilan ke masa kuliah yang sudah 6 bulan lalu selesai. Here we go!

Proses Apply
Aku PKL/Kerja Praktek di PT Pupuk Kaltim, sebuah perusahaan produsen urea dan ammonia di Bontang, Kalimantan Timur. Aku apply di perusahaan ini setahun sebelum bulan yang aku ajukan. Proses apply hingga pengumuman semua dilakukan melalui website http://internship.pupukkaltim.com/. Aku mengajukan periode 3 yaitu sekitar bulan Juni-Juli 2018 supaya tidak mengganggu waktu perkuliahan dan untuk mengisi waktu liburan akhir semester 6 juga. Namun meskipun sudah jauh-jauh hari mendaftar, ternyata aku mendapat periode 4 yaitu Oktober-Desember 2018. Pengumuman bahwa permohonan Kerja Prakteknya disetujui aku dapatkan sekitar bulan Desember 2017. Aku dan partnerku kebetulan sudah tidak mengambil sks baru, kecuali skripsi sehingga kami pun sepakat mengambil KP disini. (Lagipula aku dan partnerku juga tidak apply dimana-mana lagi karena sudah planning dari awal ingin PKL disini).

Keberangkatan
Berhubung harga tiket pesawat bisa sangat melambung tinggi terutama mendekati akhir tahun, maka kami segera mencari tiket sejak bulan September 2018. Kami akhirnya mendapat tiket Semarang menuju Balikpapan. Dari Balikpapan menuju Bontang masih sekitar 7 jam perjalanan, sehingga kami juga memesan mobil untuk menjemput kami dari Bandara Sepinggan dan membawa kami ke Bontang. Waktu itu, rata-rata harga sewa mobil + supir sekitar 700 ribuan dan sudah termasuk bensin, jadi aku waktu itu berangkat dengan 6 temanku lainnya yang juga KP disana supaya bisa iuran sewa mobil dan juga supaya bisa dapat promo tiket pesawatnya. Aku mau curhat sedikit, jadi penerbangan kami seharusnya dari Bandara Ahmad Yani itu Pk 11:55 dan transit di Bandara Juanda Surabaya selama 1 jam yaitu dari Pk 11.55 hingga Pk 12.55. Dari Juanda ke Sepinggan sekitar 2,5 jam sehingga jika sesuai jadwal kami sampai Pk 15.35. Namun selama transit di Surabaya seingatku cuaca cukup buruk sehingga delay berjam-jam tanpa ada kejelasan kapan akan berangkat. Kami sama sekali tidak persiapan bawa makanan karena jadwalnya hanya transit sejam. Ingin tidur pun takut karena khawatir jika tiba-tiba ada panggilan berangkat. Perpaduan ngantuk dan lapar merupakan kombinasi yang buruk. Diperparah waktu itu aku mulai menunjukkan gejala masuk angin karena perut mulai terasa tidak enak dan rasanya ingin muntah sehingga bolak-balik ke kamar mandi karena minum air putih terus untuk menahan rasa mual dan lapar. Setelah akhirnya dipanggil untuk berangkat, lalu sampai di Bandara Sepinggan sekitar jam 7 malam, kami memutuskan makan malam di KFC dulu bersama supir kami karena khawatir di perjalanan nanti tidak ada tempat makan yang buka dan cocok dengan selera kami. Di KFC itulah aku muntah-muntah hebat sampai teman-teman tidak tega untuk melanjutkan perjalanan malam itu. Tapi dengan sok tegar dan kuat aku tetap memaksakan supaya harus berangkat karena kita sudah keluar biaya yang besar juga. Perjalanan seharian ini benar-benar perjalanan yang berat untukku karena harus menahan sakit belasan jam dari sejak di Semarang hingga sampai di Bontang.
Nah, kebetulan untuk tempat tinggal dan transportasi ke plant sudah difasilitasi oleh perusahaan sehingga kami tidak kerepotan sesampainya disana karena tidak ada satupun diantara kami yang punya sanak saudara di Kalimantan. Kami sampai di mess yang sudah disediakan sekitar tengah malam. Kami berenam mendapat 1 mess, dan 1 teman laki-laki kami mendapat mess yang terletak 2 rumah disamping kami. Rumahnya 2 tingkat dan sudah cukup nyaman dan lengkap karena ada dapur, kulkas, mesin cuci, kipas angin, air minum galon, dan kasur. Tapi tidak disediakan alat masak. Untungnya keesokan harinya rumah kami ketambahan 2 orang lagi. Yang satu dari universitas di Jogja namun orang asli Balikpapan, dan yang satunya lagi dari universitas di Samarinda dan punya saudara di Bontang sehingga keberadaan mereka sangat membantu kami terutama dalam menyediakan alat-alat masak (dan pasokan makanan juga hehe).

Hari-Hari Internship Dimulai
Kami masuk tanggal 18 Oktober 2018. Hari itu diisi dengan pembekalan kerja praktek oleh Diklat dan kemudian dilanjutkan dengan pembagian APD dan plant tour. Aku sangat excited karena sebelumnya pernah KKL (Kuliah Kerja Lapangan) dan waktu itu pabrik-pabrik yang kita kunjungi terkesan sepi dan tidak banyak alat (mungkin karena kita tidak benar-benar berada dalam plant produksinya), nah sementara disini ketika plant tour kita melihat betapa rumitnya plant produksi urea dan ammonia. Bahkan waktu itu kami sampai nyeletuk “Pantesan ya gak ada yang ambil skripsi urea, lha wong pabriknya serumit ini”.
Malamnya kami mendapat pengumuman penempatan unit kerja. Aku dan 4 temanku lainnya ditempatkan di Pabrik 3. Sebenarnya ada 5 pabrik lain yaitu Pabrik 1, 2, 4, maupun 5. Meski kami ditempatkan di pabrik yang berbeda, kami beruntung karena bisa saling belajar hal baru dari masing - masing penempatan.
Singkat cerita, aku merasa kerja praktek disini sangat bermanfaat karena kita mendapat penjelasan harian dari superintendent kita. Kita juga diberi kesempatan seluas-luasnya untuk belajar, bertanya, dan keliling plant. Satu hal yang sangat membekas di memoriku hingga sekarang adalah pengalaman naik prilling tower. Prilling tower di Pabrik 3 sekitar 50 meter (kalo tidak salah hehe), pokoknya sangat tinggi hingga kita bisa melihat banyak pabrik-pabrik tetangga. Aku tidak tahu apakah aku akan takut terhadap ketinggian atau tidak, jadi ketika diajak pergi naik prilling tower waktu itu aku senang-senang saja. Ternyata pengalaman itu cukup menantang adrenalin dan lumayan capek tapi menjadi momen yang tak terlupakan.

Jalan-jalan di Bontang
Di waktu luang seperti kalau misalnya weekend, aku dan teman-teman juga menyempatkan untuk explore kecil-kecilan di daerah Bontang ini. Bontang itu kota kecil di provinsi Kalimantan Timur yang sebagian besar banyak pabrik-pabrik. Kebanyakan masyarakat disini justru berasal dari Jawa, bukan suku asli Kalimantan. Jadi ketika disana awalnya cukup kaget karena banyak yang mengerti ketika aku dan teman-temanku berdialog dalam bahasa Jawa.
Tempat wisata yang aku kunjungi di Bontang yaitu Bontang Kuala dan Tourism Park Mangrove Graha Bontang. Bontang Kuala merupakan suatu pemukiman warga yang mengapung di perairan. Disitu juga banyak kafe-kafe yang juga mengapung. Aku datang sebelum matahari terbenam, sehingga masih mendapat momen sunset yang bagus. Untuk masuk ke Bontang Kuala harus naik motor atau jalan kaki. Di Bontang Kuala, aku sekedar nongkrong di salah satu kafe dan menikmati sunset.

Tourism Park Mangrove Graha Bontang lokasinya cukup dekat dengan mess. Kami berangkat kesana naik motor di sore hari. Dari sini kita bisa melihat mangrove dan pabrik Pupuk Kaltim. Tiket masuknya kalau tidak salah ingat sekitar Rp 10.000,00/orang. Nah, berikut sekilas pemandangan yang bisa dilihat di objek wisata ini.





Dan yang paling tidak boleh dilupakan adalah makan gammi. Gammi adalah makanan khas di Bontang yang berupa seafood yang dibumbui dengan semacam sambal dan dihidangkan dalam plate yang panas sehingga ada kepulan asap. Waktu itu aku makan gammi dua kali di Rawa Indah dan satu kali di suatu warung makan di Bontang Kuala. Yang pertama bersama teman-teman di Pabrik-3 waktu awal untuk perkenalan, yang kedua ditraktir oleh salah satu karyawan yang kebetulan juga sama-sama orang Batak (keuntungan jadi orang Batak hehe), dan yang ketiga di Bontang Kuala bersama teman-teman satu mess. Harganya cukup mahal untuk kategori mahasiswi sepertiku hehe sehingga aku makan Gammi bersama teman-teman agar bisa sharing. Meskipun mahal, tapi ini worth to try!!


Sebenarnya ada juga tempat wisata Beras Basah yang terkenal di Bontang. Namun aku tidak sempat kesitu karena cuaca di akhir tahun yang banyak hujan dan angin sehingga aku tidak berani memaksakan diri. Yang aku cukup sesali sebenarnya karena tidak extend lebih lama di Kalimantan. Awalnya aku berencana untuk setidaknya menyediakan waktu sehari atau dua hari untuk jalan-jalan entah di Balikpapan/Samarinda/Bontang. Tapi karena jadwal ujian semester yang dimajukan, dan waktu itu aku masih memperjuangkan satu matkul perbaikan maka aku buru-buru pulang ke Semarang. Bahkan aku pulang dari Bontang ke Samarinda tengah malam sehingga sampai sekarang aku tidak begitu tahu jalanan dari Bontang hingga Balikpapan. Yang kulihat dari kegelapan hanya hutan-hutan dan jalanan yang terasa kurang bagus.
Sebelum pulang aku juga menyempatkan beli oleh-oleh amplang, yaitu kerupuk ikan khas Bontang. Aku juga beli indomi soto banjar limau kuit yang hanya ada di Kalimantan saja hehe. Sekian cerita-cerita tentang pengalaman KP ku yang berkesan untukku.

Location: Bontang, Bontang City, East Kalimantan, Indonesia

0 comments:

Post a Comment