Istilah ‘self – love’ atau dalam
bahasa Indonesia yaitu ‘mencintai diri sendiri’ adalah istilah yang cukup
terkenal saat ini seiring dengan meningkatnya kesadaran orang – orang terhadap
isu kesehatan mental. Salah satu contohnya adalah dengan banyaknya orang yang
mengunggah kampanye mencintai tubuh dengan olahraga, makan, dan gaya hidup
sehat di media sosial. Saya adalah penyuka buku – buku tentang self – improvement atau self – help dimana dalam buku – buku
seperti itu biasanya banyak sekali bagian dari self – love yang menjadi materi yang dibahas. Hal ini menunjukkan
bahwa betapa besarnya kekuatan dan pengaruh dari rasa mencintai diri sendiri
terhadap kesehatan mental seorang manusia.
Sering kali orang lain memberi tahu kita untuk melakukan sesuatu sesuai apa
yang mereka katakan. Misalkan kita dinasihati untuk lulus kuliah dalam waktu 4
tahun, harus bekerja di tempat X supaya karier cemerlang, harus menikah di umur
25 tahun supaya punya banyak waktu untuk target sekian banyak anak, dan
keharusan lainnya yang membuat kita muak. Dalih yang mereka berikan adalah
bahwa hal – hal itulah yang terbaik untuk kita, bahwa mereka sudah pernah
mengalami asam garam dunia. Seakan – akan apa yang mereka katakan pada kita
adalah bentuk dari rasa cinta dan perhatian pada kita. Rasa cinta dapat menjadi
sangat bias. Orang lain membuat kita merasa itu bentuk cinta mereka pada kita
dan kita mempercayai itu. Tanpa sadar, kita mengikuti apa yang mereka kehendaki
dan menyakiti diri sendiri selama prosesnya. Rasa cinta yang bias juga bisa
berlaku dalam hal lain. Misalkan kita sangat suka makanan cepat saji seperti
pizza, fried chicken, mie instan.
Kita merasa sangat bahagia pada waktu menikmati cita rasa makanan tersebut dan
kita merasa ini adalah cara kita untuk mencintai diri sendiri dengan memberikan
diri kita makanan yang kita mau. Tapi lama kelamaan jika kita tidak menjaga
pola makan kita, maka tanpa sadar kita merusak tubuh kita. Dalam jangka waktu
panjang mengakibatkan berbagai penyakit yang menggerogoti.
Lalu, apa sih sebenarnya ‘mencintai diri sendiri’ itu? Kalau kita cari di
mesin pencarian, kata ‘self – love’
memiliki makna ‘regards for one’s own
well – being and happiness’. Demikian pula pada blog abrandtherapy.com,
kata ‘self – love’ dimaknai sebagai ‘having a high regard for your own well –
being and happiness’. Mencintai diri sendiri berarti suatu penghargaan
terhadap diri, penerimaan yang utuh atas apa yang ada dalam diri kita. Mencintai
diri sendiri itu penting dan keharusan karena dengan kesadaran akan berharganya
kita sebagai seorang individu, maka kita jadi dapat menentukan pekerjaan apa yang
akan dilakukan, kepada siapa kita memanifestasikan waktu kita, seperti apa
orang yang akan menjadi teman dalam hidup kita, dan juga bagaimana cara kita
memandang dan menyelesaikan masalah hidup.
Mencintai diri sendiri memang istilah yang terdengar sangat narsistik,
egois, arogan, dan bahkan tampak sangat memusatkan seluruh dunia hanya pada
dirinya. Self – love itu berbeda
dengan hal – hal tersebut. Mencintai diri sendiri itu adalah tentang dirimu
sendiri, tanpa memerlukan perbandingan dengan keadaan di luar dirimu dan tanpa
mengagung-agungkan kelebihan dan pencapaianmu. Pengakuan atau validasi orang
lain terhadap apa yang kamu miliki dan apa yang kamu lakukan adalah hal yang
tidak perlu. Berbanding terbalik dengan narsistik. Narsistik punya hasrat untuk
membandingkan dengan orang lain, merasa sangat ‘jumawa’ ketika lebih diatas
daripada yang lain. Jadi, mencintai diri sendiri berfokus pada diri sendiri
sementara narsistik berfokus pada orang lain.
Selain berpanduan pada kitab suci bagi kita yang beragama, hidup itu tidak
disertai dengan buku manual yang berisi instruksi kerja yang lengkap dan
runtut. Hampir seluruh hal yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari
‘penemuan’ manusia melalui serangkaian proses panjang yang harus dialami.
Demikian pula dengan mencintai diri sendiri. Butuh waktu yang berbeda untuk
setiap manusia untuk sampai dapat pada tahap ‘menemukan kembali’ cara untuk
mencintai dirinya sendiri, terutama setelah menghadapi banyak kerikil hidup
yang rasanya membuat kita sulit untuk melihat diri sendiri sebagai pribadi yang
berharga dan layak untuk segala hal yang terbaik dalam hidup. Berikut adalah
beberapa cara mencintai diri sendiri yang sederhana namun sering kita lupakan
diantaranya yaitu:
·
Mengendalikan
pikiran buruk maupun overthinking dan
menghilangkan hal – hal yang memberi pengaruh buruk untuk diri sendiri
Memikirkan segala sesuatu secara berlebihan dapat membuat
kita selalu terus merasa tidak aman. Kita selalu jadi sedih tanpa alasan,
khawatir akan hal – hal yang belum terjadi, mudah panik, dan jadi kurang bersyukur.
Tanda – tanda kalau kita overthinking
adalah kita suka berprasangka buruk, suka baper
(bawa perasaan) karena terlalu memikirkan perkataan orang lain, takut gagal
memuaskan orang lain, dsb. Kebiasaan buruk ini sendiri masih saya lakukan
hingga saat ini hingga rasanya pusing karena rasanya otak penuh dan ramai
sekali. Saya rasa saya tidak cukup ahli untuk memberikan saran dalam ranah ini.
Namun, saya saat ini berusaha mengalihkan pikiran saya dengan kegiatan lain. Misalnya
saja ketika ada sesuatu yang membuat saya overthinking,
saya mencoba untuk beraktivitas seperti membaca buku, nonton video di Youtube,
mendengarkan musik, atau sekedar mondar – mandir di rumah dengan tujuan supaya pikiran
saya tidak berpusat pada hal – hal negatif.
·
Memaafkan
diri sendiri. Don’t be too hard on yourself!
“Kita harus sayang sama diri kita
sendiri sebelum bisa sayang dengan orang lain”. Kata – kata yang sering kita dengar jika membahas
tentang self – love. Perasaan bahwa
kita adalah pribadi yang berharga akan muncul jika kita berhenti menyalahkan diri
untuk keadaan yang ada. Tindakan menyalahkan diri biasanya terjadi ketika kita
mengalami kegagalan. Kita mengasingkan diri sendiri, menganggap bahwa kita
adalah produk yang tidak berhasil. Just don’t
be too hard on yourself!
·
Merayakan
dan menghargai apa yang kita miliki dan apa yang tidak kita miliki.
Intinya adalah kita beryukur atas segala hal yang terjadi
dalam hidup kita. Kita sering berfokus pada apa yang tidak kita punyai. Membuat
kita seakan – akan sangat ‘kurang’. Kurang kaya, kurang pandai, kurang cantik,
kurang percaya diri, dsb. Bukankah akan lebih mudah jika kita fokus pada
kekuatan yang dimiliki? Bersyukur juga mencakup pada hal – hal yang tidak kita
miliki juga seharusnya. Kita bersyukur bahwa Tuhan menempatkan kita pada porsi
yang tepat dan terbaik untuk kita.
Perwujudan rasa syukur salah satunya adalah dengan menjaga
tubuh kita. Minum air putih yang cukup setiap harinya, tidur yang cukup untuk
memberikan waktu bagi tiap bagian dari tubuh kita beristirahat, makan sayur dan
buah – buahan, dan menjauhi telepon genggam saat akan tidur
·
Melakukan
apa yang kita cintai dan apa yang akan kita lakukan dalam hidup.
Kita terlalu sering banyak mendengarkan perkataan orang
lain, menyerap setiap perkataan mereka karena takut salah. Selama kita yakin
akan kemampuan kita dan selama kita yakin bahwa apa yang akan kita lakukan
membuat kita bahagia dengan cara yang baik, maka lakukanlah! Bahagiamu lebih
penting, dan warasmu adalah yang utama. Setidaknya ketika kita gagal, kita tahu
kalau kita sudah memberikan kesempatan untuk diri kita sendiri dan memberikan
yang terbaik. Daripada kita seumur hidup menyesali hari dimana kita memutuskan
mengikuti apa yang orang lain katakan. If
you believe in yourself, you can be whatever you want to be.
·
Kasih
hadiah untuk dirimu sendiri.
Misal setelah berhasil melakukan sesuatu atau melewati
hari panjang yang melelahkan, kamu layak untuk mendapat segelas Boba Tea kesukaan. Atau kamu yang tidak
suka akan keramaian lalu diharuskan menghadiri suatu acara besar yang tidak
kamu suka, reward dirimu dengan waktu
window shopping sendirian yang
mungkin tampak menyedihkan bagi orang lain. Jalan – jalan sendiri dan
berdiskusi dengan sendiri juga dapat menjadi momen kecil yang berharga dan
menyenangkan diri.
·
Katakan
‘Aku Cinta Kamu’ kepada diri sendiri.
Kalau kamu bisa dengan mudahnya mengatakan kamu naksir
seseorang, kamu mencintai seseorang, dan kamu tidak akan bisa hidup tanpanya,
maka kenapa kamu harus kesulitan untuk mengatakan ke dirimu sendiri setiap
harinya?
Jujur saja ketika
menulis ini bukan berarti saya sebagai penulis telah seutuhnya benar – benar mencintai
diri sendiri. Overthinking sampai
tidak bisa tidur dan makan junk food masih
sering dilakukan dengan sangat sadar. Proses yang sangat sulit dan masih dalam
proses pencarian hingga mendapat kenyamanan dan legowo untuk memperbaikinya. Setidaknya
dengan menyadari bahwa apa yang kita lakukan salah dan berdampak buruk sudah
menjadi langkah awal yang baik untuk terus berupaya mencintai diri sendiri.